top of page

Pak Ramzan - Permak Keliling

Melanjutkan narasi seputar permak-kultur (dunia informal khas Jakarta di mana orang mencari nafkah dengan memperbaiki atau mendaur ulang suatu barang agar tidak langsung dibuang), hari ini tim Rame-Rame Jakarta berkesempatan ngobrol dengan salah satu tokoh paling ikonik dari dunia ini, yaitu Pak Ramzan. Beliau adalah seorang tukang permak keliling yang sering mangkal di Pancoran, Jakarta Selatan. Pak Ramzan memulai profesi ini setelah meninggalkan pekerjaannya di pabrik garmen lebih dari 20 tahun yang lalu. Menurutnya, kebutuhan dan keinginan masyarakat Jakarta untuk mempermak baju mereka belum berkurang hingga saat ini.

Selamat sore, Pak. Boleh kami ngobrol sebentar tentang usaha permak ini?

Silakan, tapi sambil saya lanjut kerja enggak apa-apa ya?


Iya Pak, nggak masalah. Sudah berapa lama Pak Ramzan bekerja sebagai tukang permak keliling?

Saya buka usaha permak keliling ini di tahun 2004, berarti sudah 20 tahun ya? Sebelumnya saya kerja di pabrik garmen di Grogol, Jakarta Barat. Tapi karena udah tua saya keluar, soalnya kalau di pabrik kan ada target harian. Itu bikin stress banget, karena semuanya harus serba cepat. Makin tua saya makin nggak sanggup, sehingga akhirnya memutuskan untuk bikin usaha sendiri saja.


Jadi, pekerjaan permak itu lebih santai ya, Pak?

Ya, betul. Kalau seperti ini nggak ada target, kan? Saya bisa kasih tahu orang kalau saya lagi sibuk, saya akan butuh waktu lebih lama untuk permak bajunya. Dan itu nggak masalah, biasanya orang titip bajunya sama saya terus saya baru balikin besoknya, gitu.


Biasanya Pak Ramzan mulai kerja jam berapa?

Kalau sekarang saya ke sini siang hari, sekitar jam 1an, lah. Soalnya, kalau pagi hari orang pada buru-buru kan, harus ke kantor atau ke mana, jadi jarang ada yang mau minggir untuk titip baju untuk saya permak. Kalau sudah sore cenderung lebih santai, orang bisa mampir setelah sekolah atau kerja,, misalnya. Cuacanya juga lebih enak, kan, udah nggak terlalu panas.

Jadi, Pak Ramzan pilih lokasi ini karena di bawah pohon agar enggak terlalu panas?

Nggak juga, sih. Di bawah pohon ini memang teduh, tapi saya pilih lokasi ini karena ada banyak pelanggan di sekitar sini. Sebelumnya saya keliling, dan awalnya saya kira itu cara paling efektif untuk cari pelanggan. Tapi, ternyata lebih pas kalau saya mangkal di sini saja. Di sana (belakangnya) ada apartemen, kan, jadi banyak banget orang lewat, dan di dekat sini ada sekolah juga. Kalau saya mangkal begini pasti orang bisa ingat lokasi saya dan bisa cari datang sendiri kalau memang butuh untuk permak baju.


Kalau boleh tahu, apa biasanya jasa yang diminta pelanggan Pak Ramzan?

Hmm.. Banyak yang minta untuk ganti ritsleting, banyak juga yang minta untuk tambal baju yang bolong. Tapi, paling banyak orang datang ke saya mungkin untuk pendekin celana. Banyak yang beli celana pinggangnya pas, tapi kepanjangan.Mungkin karena orang Indonesia pendek kali, ya, hehehe.


Jadi, menurut Pak Ramzan apa orang akan selalu perlu jasa permak?

Kalau menurut saya, iya, akan selalu ada yang perlu. Jumlah pelanggan saya selama 20 tahun ini stabil, sih, walaupun model baju yang mau dipermak sudah banyak berubah. Anak sekolah akan selalu pengen baju yang fit-nya lebih pas, tidak terlalu kedodoran atau kepanjanga. Belum lagi orang yang punya baju favorit terus bajunya bolong, pasti mau dibenerin dulu daripada langsung dibuang, kan? Kalau saya bisa permak bajunya dengan harga 10 ribu, jelas lebih hemat, kan, daripada beli baju baru?


Iya dong Pak, pastinya. Terima kasih atas waktunya, ya. Nanti kalau ada baju kami yang perlu dipermak, pasti kami akan samperin Bapak di sini

Ya, sama-sama. Sampai ketemu lagi!




Ā 
Ā 
Ā 

Comments


bottom of page