top of page

Mari Pulang!


Lebih dari sekedar liburan, pulang kampung adalah tradisi dari keimanan pada sebuah ide bernama “kampung halaman”. Kita pulang ke kampung dan pergi ke kota, bukan sebaliknya, karena rumah adalah tempat dimana semua anggota keluarga lainnya berada. Kota memisahkan setiap manusia berdasarkan peran dan fungsinya, dalam ruang-ruang kelas ekonomi dan sosial yang terpisah secara vertikal maupun horizontal. Kampung melakukan yang sebaliknya, merangkul semua orang dalam ruang keluarga yang sama. Berkumpul, makan-minum, bercanda, kawin-mawin, pesta !


Maka serupa salmon yang melawan arus sungai menuju tempat asal penetasan, maka kampung dinobatkan sebagai tujuan peziarahan bagi setidaknya 30 juta jiwa di tahun ini. Mereka adalah orang-orang yang beruntung untuk masih memiliki ‘asal muasal’, sebuah awal dari cerita panjang tentang perjalanan urbanisasi, ritual pergi ke kota yang dimulai oleh mereka ataupun orang tua dan nenek moyang mereka. Ada yang pergi dengan suka cita mencari pengalaman baru, ataupun dengan duka menjauhi kelaparan dan keputusasaan di kampung halaman.

Urbanisasi di tanah Jawa, adalah sebuah kumpulan kisah-kisah luar biasa untuk bertahan hidup dan memberi penghidupan bagi diri sendiri dan keluarga yang dicinta. Pulang Kampung, adalah proses serupa meski dalam arah sebaliknya. Karena kebahagiaan, hanya nyata ketika dibagikan*

*kutipan dari “.. happiness only real when shared..”, sebuah cuplik kalimat terakhir dari catatan pengelana tragis Christopher McCandless.

__________________________________ (ENGLISH)

Let's go home !

More than just a holiday, going home is a tradition of faith in an idea called "hometown". We go back to the village and go to the town, not the other way around, because the house is where all the other family members are. The city separates every human based on roles and functions, in vertically and horizontally spaced social and economic classes. Kampung do the opposite, embracing everyone in the same family room. Get together, eat, drink, joke with family and friends, party!


So like the salmon that goes against the stream to the place of original hatching, the village is crowned as a pilgrim’s destination for at least 30 million inhabitants this year. They are lucky people to still have 'origins', the beginning of a long story about urbanization, travel, rituals of going to the city started by them or their parents and ancestors. Some go joyfully in search of new experiences, others with grief away from hunger and despair in their hometown.


Urbanization in the land of Java is an incredible collection of stories for survival and livelihood for ones self and loved ones. Going home to the Kampung is a similar process though in the reverse direction. Because happiness is only real when it is shared *

* quote from ".. happiness only real when shared ..", a last clip of the phrase from the tragic traveler record Christopher McCandless.


4 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page